Hari ini aku tidak sengaja memandang lagi fotomu yang
jumlahnya 40 di PC-ku yang sederhana ini, kemudian ku lanjutkan kembali tugas
kuliahku meski aku masih kamu buat Sedih belakangan ini karna caramu menyapaku
seperti wanita yang tidak layak dikasihi, tanpa sengaja pula aku mengingat
sesuatu...
Semoga kamu juga masih ingat ya sayang... hari itu aku masih
di Kost-ku yang menyedihkan, kamu datang hari Kamis ke kost-ku, memberikanku
tugas untuk mengerjakan laporan PSG-mu yang 3 bulan itu, ingat kan sayang?, dan
aku pulang karna kuliahku libur. Singkat cerita, aku sudah berada di rumahku,
mengerjakan tugas PSG-mu dengan jumlah 31 Lembar ku kerjakan 24 Jam penuh dalam
3 Hari tanpa tidur sekalipun, saat jam 3 dini hari ibuku terbangun dan sempat
bertanya :
“Banu... Kenapa tidak tidur? Lagi kerjain apa?”. Sahut ibu.
“Ah? Oh tugasku, harus selesai 2 hari lagi”. Ucapku. Ibu pun
kembali tidur tanpa kata.
Ok, aku tidak ragu meski ini pertama kalinya mengetik sampai
jari-jariku sedikit “keriting”. Singkat cerita, laporan itu sudah jadi dan
langsung aku Print + Cover warna kuning, aku tau itu warna kesukaanmu selain
Orange dan Lemon ^_^
Hari itupun aku berbohong pada ibuku dengan alasan pergi ke
kampus ada hal penting... maafkan anakmu ini Bu.
Karna uang yang di berikan ibuku pas-pasan, akhirnya nekat
ke rumahmu tidak membawa apa-apa selain laporan dan laptopku untuk mengubah
file jika ada yang salah. Sesampainya di rumahmu, seperti tamu biasa. Hasil
print itupun kamu periksa, mungkin dialog ini bisa kamu fikirkan kembali ya
sayang meskipun kamu telat menemukan status ini, bahkan jika ketemu, tapi jujur
aku bahagia ketika tugas itu sudah jadi, duduk :
“Kenapa ini gak di ubah?!!!! Ini harus di ganti sekarang,
salah ini! Ini jangan pake nama yang lama”. Bentakmu.
“Tapi kemarin kamu kan bilang kalo yang ini jangan ada yang
di ganti, cukup nama penulis, tanggal, kata pengantar, dan yang kamu bilang
kemarin”. Jawabku dengan nada ragu.
“sekarang ini di ganti”. Balasnya.
“Iya...”. jawabku sambil duduk menunduk memikirkan perkataanmu.
Aku teteskan airmata saat itu sambil sengaja memutar lagu “Ungu – Ku Ingin
Selamanya”. Maafkan jika saat itu aku tidak tau malu, karna apa yang seharusnya
tidak terjadi itu kau katakan dengan jelas di telingaku. Aku merasa sangat di
benci sejak saat itu, kamu tau airmataku menetes ke LCD Handphone-ku yang ku
taruh persis di bawah kepalaku. Semoga suatu saat nanti, airmata yang pernah
menetes itu takkan sia-sia untuk menunggu hidayah Tuhanku yang agung untuk
menasehatimu dengan cara yang pantas dan layak.