DEMO JILID 1
Setelah sholat subuh di masjid Al Ittihad, Tebet, seorang ulama Kharismatik di Jakarta memberikan cerita bahwa beliau dan beberapa ulama lain di Jakarta telah berusaha mengikuti sunnah dalam masalah ahok ini. berikut runtutannya :
1. Bahwa jauh sebelum demo pertama (7 oktober), para ulama telah mendatangi penguasa dalam hal ini kepolisian dengan membawa bukti video ceramah ahok yang menghina alqur’an dan ulama
2. Bareskrim mengatakan bahwa video bukan bukti tapi petunjuk. bareskrim menyarankan para ulama meminta fatwa MUI bahwa ahok telah menistakan islam.
3. Para Ulama kembali mendatangi bareskrim dengan membawa fatwa MUI bahwa ahok menistakan Islam sebagai bukti yang di minta. namun kembali bareskrim mengatakan bahwa polisi tidak bisa memproses ahok karena terganjal peraturan tentang calon pilkada
4. Para Ulama kembali ke bareskrim dan mengatakan bahwa setelah mempelajari undang-undang pilkada *tidak ada* yang menghalangi bareskrim untuk memproses ahok. namun kembali bareskrim mengelak dengan mengatakan mereka terkendala *perkap* atau peraturan kapolri.
5. Para Ulama lalu mendatangi *kapolri* menanyakan tentang peraturan apa yang bisa menghalagi proses ahok. di jelaskan oleh kapolri bahwa perkap itu dibuat di masa kapolri jendral badrodin haiti. Para Ulama saat itu bersama kapolri sama-sama mempelajari perkap tersebut. maka hasilnya adalah perkap tersebut *tidak ada hubungannya dengan kasus ahox*
6. Akhirnya para Ulama beritikad menemui presiden untuk menyampaikan kasus ini. namum presiden tak kunjung merespon malah memanggil pihak-pihak yang tidak melaporkan ahok.
Saudaraku, sunnah apalagi yang belum di tunaikan?. sehingga engkau bisa berkata ini haram?
Saudaraku, ketahuilah bahwa demonstrasi di negara ini di akui secara konstitusi. maka karena negara membolehkan mengapa kita mengharamkan?
MASIHKAH KAU BERKATA HARAM PADA DEMO KAMI???
BACA INFO JANGAN SETENGAH-SETENGAH!!! BIAR KAGAK BELAGU!!!
DEMO JILID 2
1. Pukul 10 pagi GNPF memberikan pengarahan terbatas kepada pengendali barisan aksi dan para orator dengan pesan yang kuat bahwa ini adalah AKSI DAMAI dan harus menunjukkan akhlaqul karimah.
2. Pukul 11 pagi pimpinan GNPF bersama ulama menetapkan kesepakatan target aksi damai yang akan diperjuangkan kepada Presiden Jokowi.
3. Usai shalat Jumat di Mesjid Istiqlal semua peserta barisan aksi melakukan longmarch menuju istana sesuai rute yang telah ditetapkan. Orasi di depan istana baru dimulai ba’da ashar.
4. Pelaksanaan orasi berjalan lancar dengan orator bergantian dari berbagai elemen dipimpin langsung oleh Habib Rizieq Syihab (sebagai Pembina GNPF MUI).
5. Perundingan pertama mengutus 2 orang Juru Runding GNPF MUI yaitu; KH. Bachtiar Nasir, dan KH. M. Zaitun Razmin untuk mendatangi istana. Hasilnya Juru Runding menolak melakukan perundingan karena hanya akan ditemui oleh Menko Polhukam dan beberapa menteri sebagai utusan resmi Presiden RI.
6. Juru Runding mendatangi istana untuk kedua kalinya namun kemudian mereka tetap menolak untuk berunding karena istana tetap menawarkan Menko Polhukkam dan petinggi lainnya, sehingga kemudian Juru Runding kembali kepada barisan aksi.
7. Selanjutnya Pangdam Jaya dan Kapolda Metro Jaya berinisiatif mendatangi mobil barisan aksi kemudian naik ke atas dan memberi salam hormat kepada peserta aksi. Kedatangan mereka untuk menemui Habib Rizieq Syihab dan menawarkan agar Juru Runding bisa diterima oleh Wapres RI. Habib Rizieq Syihab bersedia memenuhi penawaran tersebut dengan jaminan agar Wapres RI bersedia memerintahkan Kapolri untuk menangkap BTP hari itu juga.
8. Kemudian Juru Runding mendatangi istana untuk ketigakalinya. Kali ini Juru Runding diikuti juga oleh KH Misbahul Anam. Juru Runding ditemui Wapres RI dan petinggi lainnya. Perundingan berjalan alot. Hasilnya Wapres RI memberikan jaminan akan memproses hukum BTP secara cepat, tegas dan transparan serta minta waktu selama 2 (dua) minggu untuk merealisasikannya.
9. Juru Runding kembali ke barisan aksi untuk menyampaikan hasil perundingan. Perundingan trakhir ini baru selesai pukul 18.00 wib. Setelah disampaikan, reaksi para peserta aksi tidak bisa menerima hasil tersebut dan bersepakat untuk bermalam di depan istana.
10. KH Arifin Ilham dengan inisiatif sendiri berusaha bernegosiasi langsung menemui Wapres RI.
11. Kericuhan kecil sebenarnya sudah mulai terjadi sebelum rombongan mobil komando tiba, antara massa yang ‘terprovokasi’ dengan barikade polisi. Agar tidak terjadi bentrok maka Laskar FPI menjadi pagar pembatas antara massa tersebut dengan barikade polisi, tak lama setelah adzan isya berkumandang petugas keamanan secara tiba-tiba melakukan tindakan fisik merangsek dan mendorong untuk membubarkan barisan aksi secara paksa dengan menembakkan gas air mata dan menembakkan peluru karet. KH Arifin Ilham yang masih berada di istana bersaksi bahwa, Wapres RI, Menko Polhukkam, dan Kapolri memberikan reaksi marah atas kecerobohan petugas keamanan tersebut.
12. Berkali-kali Kapolda memerintahkan Polisi untuk berhenti menembak massa lewat pengeras suara namun tak digubris oleh pasukan polisi, bahkan pasukan motor polisi berputar-putar di kerumunan massa sehingga ada yang tertabrak dan tergilas.
13. Kejadian tersebut telah memakan 1 korban meninggal dunia dan ratusan korban luka peluru karet, tertabrak motor polisi dan banyaknya gas air mata.
14. Barisan Aksi Bela Islam II akhirnya bergerak menginap di pagar luar Gedung MPR/DPR, pada Pk 03.00 dinihari delegasi GNPF diterima oleh Komisi 3 DPR dan Ketua DPR, setelah beberapa kali berunding. Keamanan gedung MPR/DPR diambil alih oleh Panglima TNI dan Kapolri yang akan menggusur massa yang menginap di luar pagar Gedung MPR/DPR.
15. Komisi 3 DPR kemudian memberikan jaminan akan menekan pemerintah pusat untuk memenuhi janjinya di depan massa Aksi Damai.
16. Pada pukul 04.05 tanggal 5 Nov 2016 secara resmi GNPF MUI membubarkan Aksi Bela Islam II yang ditutup oleh Ketua GNPF MUI Ust. Bachtiar Nasir, “Alhamdulillah aksi damai berlangsung dengan maksimal meski ditekan, ditembaki, dipukuli tapi kita bersabar dan tidak membalas, tidak melawan, karena niat awal kita adalah aksi damai”. Pembina GNPF MUI Habib Rizieq Syihab menegaskan bahwa “Sebenernya kita bisa saja melawan, perang, tapi kita ini aksi damai, kita tidak boleh diadu domba melawan Polisi dan TNI, mereka saudara kita juga, kita fokus pada kasus penistaan Al Quran oleh Ahok”.
Jargon AKSI DAMAI kami ketika dibenturkan dengan aparat keamanan adalah “Melawan dengan tanpa melakukan perlawanan”.
Meskipun dalam tekanan yang sangat-sangat represif komando kami hanyalah;
– JANGAN MELAWAN!!!
– DIAM DI TEMPAT!!!
– JANGAN MAJUUU!!!
Ingatlah Allah swt. senantiasa menjaga kesucian Al Quran dan jangan ada yang menistakannya.
Jakarta, 5 Nov 2016
DEMO JILID 3
Cooming Soon Para Kaum MUNAFIK!!!
Klik Gambar Untuk Memperbesar!!! |
Klik Gambar Untuk Memperbesar!!! |