The Sinners - Chapter 2 : Introducing

6:30:00 PM
-THE SINNERS-
Chapter 2 : Introducing
Credit to : Mina Cheyo - Original Idea from “The Sixth Sin`s” by Alienor of Creepypasta Indonesia



Langit yang cerah berubah warna menjadi hitam dan gelap. Mentari bersembunyi di balik awan tebal yang terlihat begitu menakutkan. Petir dan Guntur mulai menyambar. Angin yang semula tenang mulai mengganas.

“kita telah dikutuk…”

Semua orang yang masih sadar bergetar ketakutan. Tak ada yang mampu lagi untuk berdiri pada kedua kakinya. Berbagai lantunan doa dari berbagai macam kepercayaan dipanjatkan. Berharap surga mau sedikit membukakan pintunya bagi mereka. Keputusasaan dan ketakutan bahkan membuat beberapa dari mereka menyerah pada hidupnya. Sebagian yang lain mencoba untuk kembali menengok anak-anak yang mereka tinggalkan dalam rumah yang mereka harap dapat memberikan perlindungan.

Langit kembali meraung, alam semakin menggila. Angin mengganas dan tanah mulai bergetar seolah memahami besarnya ketakutan yang melanda desa itu. Ketakutan, kepanikan, kesedihan membaur menciptakan perasaan terror yang mengerikan.

Belum selesai mereka bertanya-tanya, warna merah yang membara mulai tampak menyelimuti langit. Langit yng biru berubah menjadi lautan api. Api itu mulai menyambar secara acak. Satu demi satu pepohonan, tiang, dan semua yang terlihat mulai terbakar oleh api yang berasal dari langit, menambah kekacauan yang ada.

Langit yang berapi mulai terbelah, menunjukkan celah yang begitu gelap seolah pintu neraka telah terbuka disana. Dari kegelapan itu enam orang berjubah dengan kuda hitamnya masing-masing turun menapaki bumi. Mayat-mayat hidup yang mengerumuni onggokan tubuh mengerikan itu mulai melolong. Ketika melihat kehadiran keenam orang itu, mereka mulai berlari menjauh seolah menyadari bahaya yang mengancam mereka.

“Sang pendosa… para pendosa telah tiba… para pendosa telah tiba…”

Mereka berteriak-teriak ketakutan dan berlari seperti ingin menyelamatkan diri. Para penduduk yang masih sadar terlalu terkejut untuk bahkan menggerakkan tubuhnya. Tepat ketika keenam ekor kuda yang membawa enam orang berjubah menapakkan kaki mereka ditanah, seluruh orang-orang yang sebelumnya menghilang dan telah menjadi seperti mayat hidup itu menjerit dalam penderitaan yang tidak tergambarkan. Aura hitam tampak keluar dari semua celah yang ada pada tubuh mereka. Kulit dan tubuh mereka mengering menjadi abu seiring aura hitam itu keluar meninggalkan tubuh mereka. Dengan suara tercekat dalam penderitaan mereka terus berusaha meneriakkannya.

“Para pen..dosa..te..lah…tiba…mere..ka..ti..ba…”

Para pendosa itu pun turun dari kudanya. Menyingkap tudung yang menutupi kepala mereka dan menunjukkan wajah mereka kepada para penduduk malang yang tak hentinya gemetar. Mereka adalah para manusia yang telah memutuskan untuk menjual jiwanya kepada Iblis. Menjadikan tubuh mereka sebagai wadah bagi kekuatan raja mereka. Wadah kegelapan.

Mereka adalah para pendosa. Yang kehidupannya tersingkirkan dari terang. Yang mencintai kegelapan dan memujanya. Hati mereka adalah iblis dan jiwa mereka tak lebih dari kegelapan yang hampa. Meski begitu mereka masih mengingat kehidupan mereka di surga kecil ini sebelumnya dan alasan mereka untuk menjual jiwanya kepada iblis.

Salah seorang diantara mereka mulai bersuara, ia adalah Ira, seorang gadis dengan mata yang membara dan dagu yang terangkat dalam kebanggaan. Di keningnya tertulis dosa perjanjiannya dengan iblisnya –WRATH-, kemurkaan. Ia telah menjual jiwanya kepada Ammon, sang Dewa murka. Dengan suaranya yang berwibawa, ia menyapa para penduduk dalam kegentaran “Hai, kawan-kawan lamaku. Aku tidak yakin kalian mengingat kami, tapi aku dan saudaraku sangat senang bertemu dengan kalian” keangkuhan terbersit dalam suaranya yang menggema.

Ia memperkenalkan kelima pendosa lainnya. Superbia yang menjual jiwanya kepada Lucifer dalam dosa –PRIDE-, kesombongan. Luxuria, sang –LUST-, hawa nafsu yang menjual jiwanya kepada Asmodeus. Avartia, sang –GREED-, keserakahan yang menjual jiwanya kepada Mammon. Gula yang menjual jiwanya kepada Beelzebub untuk mewakili dosa –GLUTTONY- atau kerakusan dan Invidia yang menjual jiwanya kepada Leviathan untuk mewakili dosa –ENVY-, iri hati.

“Kukabarkan kepada kalian, wahai manusia yang hina, mulai hari ini kalian tak lebih dari pelayan kami. Di gunung itu, setiap hari keenam dalam minggu yang keenam, tepat pukul enam, ketika fajar menyingsing, kami akan menerima persembahan dari kalian. Pilihlah salah satu dari kalian sebagai persembahan kepada kami. Dan jangan sekalipun berusaha untuk lari dari tempat ini. Atau aku berjanji akan menimpakan penderitaan yang paling keji kepada kalian”.

Segera setelah Ira menyelesaikan perkataannya, para pendosa kembali mengendarai kudanya dan menghilang dalam celah gelap diantara langit yang membara. Alam kembali tenang, langit kembali membiru. Tetapi terror itu, baru saja dimulai.

NEXT SATURDAY ON THE SINNERS : THEIR ALLY



*AQUAGAZE95*

ARTIKEL SEBELUMNYA
« Prev Post
ARTIKEL SELANJUTNYA
Next Post »
Komentar Menggunakan Akun Facebook
0 Komentar Menggunakan Akun Blogger